Adakah masih kau ingat
tebing berbatu tempat merayap
Saat dingin berkabut menyelinap
tatap matapun perlahan menghangat
bilur di kaki dan gigil tubuhmu,
tak surutkan langkah
Adakah kau ingat
kali kecil tempat menyepi
riak beningnya seakan sembunyi
menanti dahaga penikmat
kemudian, hujanpun menderas lekas
sebab bivak tak serapat atap,
kita pun saling mendekat mendekap
Barangkali engkau masih ingat
fajar mengintip malu, di puncak
Sunyi dan sihirnya menjerat niat :
takdirku kembali susuri jejak
lereng sumbing, 1985
(untuk teman-teman alumni elgamazi-yogya)
tebing berbatu tempat merayap
Saat dingin berkabut menyelinap
tatap matapun perlahan menghangat
bilur di kaki dan gigil tubuhmu,
tak surutkan langkah
Adakah kau ingat
kali kecil tempat menyepi
riak beningnya seakan sembunyi
menanti dahaga penikmat
kemudian, hujanpun menderas lekas
sebab bivak tak serapat atap,
kita pun saling mendekat mendekap
Barangkali engkau masih ingat
fajar mengintip malu, di puncak
Sunyi dan sihirnya menjerat niat :
takdirku kembali susuri jejak
lereng sumbing, 1985
(untuk teman-teman alumni elgamazi-yogya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar