Kamis, 26 Juni 2008

Demi Mata Lugu dan Jerawat di Wajahmu

Pada mulanya ...
di suatu siang - yang tak istimewa
datang padaku gadis manis
dengan senyum ramah membuka sapa
Bandung kota asalku –
tempat aku memulai segala
ke kota kecil sepi ini mengikuti nurani, dan
panggilan tugas tentu saja
begitu kata-katanya mengalir terbuka
mengingatkanku pada riak jernih kali Baguia

Ah, gadis manis ceria ...
Kepolosan lugu di matamu
dan jerawat subur di wajahmu
menjadikanku bertanya-tanya
apa gerangan yang kau cari
di negeri bara terpendam ini
benarkah karena panggilan hati ?
atau terpikat petualangan penuh sensasi ?
barangkali pelarian frustasi ?
atau sekedar kejahilan kanak-kanak saja,
yang tak cukup lagi halaman bermain
di kampung sana ?

Apapun itu , tercetus tekad ganjilku :
Demi kedua mata polos lugu
Dan barisan jerawat di wajahmu
Aku akan relakan hari-hariku untukmu

Maka, kitapun saling bertukar cerita
Diseling tawa canda
Ah, bagai kawan lama saja ...

Obrigado barak, Maromak !
Tiba-tiba kurasa, sisa siangku hari itu
berasa lebih istimewa
dan sulit kupercaya - waktupun kok ya terasa
berlari lebih cepat dari biasa ...
Hmm, inikah yang dinamakan cinta
atau hanya ilusiku semata
aku tak mampu menjawabnya
karena aku apalah : laki-laki,
yang tak kalah lugunya ... (ha..ha..)

Tak kusadari, di atas sana
sang malaikat penjaga kala
t'lah goreskan tinta eska-nya
takdirku bersama si gadis ceria
..................

baucau 1995

2 komentar:

Anonim mengatakan...

I like your poem... lugu selugu curahan, polos sepolos jujur he..he..he..

Terus berkarya :)

Bravo Puisi,
Nenen Gunadi

BatuBening mengatakan...

Wilujeng sumping teh Nenen. Abdi mah bikin yang polos-polos wae. Maaf kalo telat ngebalesnya, maklum baru belajar ngeblog ...:)
Hatur Nuhun.